Yerusalem, SPNA – Data yang dipublikasikan kelompok ekstremis Yahudi, pada Selasa (24/08/2021), menunjukkan terjadinya lonjakan jumlah serbuan pemukim Yahudi ke kompleks Masjid Al-Aqsha selama tiga bulan terakhir.
Sebagaimana dilansir dari Palinfo, hal ini terjadi setelah pemukim Yahudi diizinkan kembali untuk menyerbu kompleks Al-Aqsha setelah agresi Israel terakhir di Jalur Gaza.
Saluran 7 Israel, mengutip sejumlah petinggi dalam “Organisasi Kuil Yahudi” yang mengatakan bahwa telah terjadi peningkatan sebanyak 60 persen jumlah serbuan pemukim Yahudi ke kompleks Masjid Al-Aqsha yang tercatat dalam tiga bulan terakhir. Menurut mereka, jumlah pemukim Yahudi yang menyerbu kompleks masjid meningkat menjadi 9.804 pemukim, dibandingkan dengan 6.133 pemukim selama periode yang sama tahun lalu.
“Organisasi Kuil Yahudi” menjelaskan bahwa peningkatan jumlah serbuan Yahudi ke Masjid Al-Aqsha kemungkinan akibat perasaan publik Israel terhadap membaiknya situasi orang-orang Yahudi di dalam Al-Aqsha, sehingga memungkinkan mereka untuk mengadakan ritual ibadah di depan umum, dan mempublikasikannya di media.
“Organisasi Kuil Yahudi” ini merupakan bagian kelompok ekstremis Yahudi, dan secara historis mereka menganggap pendirian Kuil di tempat Masjid Al-Aqsha sebagai bentuk esensi kehadiran zionis di bumi Palestina.
Pada tahun 2003, ekstremis Yahudi mulai menyerbu Masjid Al-Aqsha melalui keputusan pengadilan, dan sejak itu mereka mulai mengandalkan pencapaian kemajuan secara bertahap, di mana mereka memulainya dengan serbuan individu dan kemudian secara kolektif pada tahun 2006. Sampai sekarang, di bawah perlindungan pasukan pendudukan Israel, ekstremis Yahudi secara terang-terangan melakukan ritual ibadah Talmud di depan umum di kompleks Al-Aqsha.
Pada Selasa (24/08/2021), puluhan pemukim Yahudi menyerbu kompleks Al-Aqsha dari sisi Gerbang Mughrabi, di bawah perlindungan polisi pendudukan Israel, dan mereka melakukan tur provokatif, serta melakukan ibadah Talmud di bagian timurnya.
(T.FJ/S: Palinfo)