New York, SPNA – Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa keamananTimur Tengah tidak akan pulih jika Amerika masih tetap berada di wilayah tersebut. Ia menambahkan, pembentukan aliansi keamanan di bawah kepemimpinan pasukan asing merupakan upaya untuk mencampuri urusan pribadi negara Teluk.
Dalam pidatonya di depan Majelis Umum PBB, Rouhani mengatakan peristiwa yang terjadi baru-baru ini di kawasan itu (Kawasan Teluk) ikut membahayakan keamanan Selat Hormuz dan Teluk. Ia menekankan, “jika Anda ingin menciptakan keamanan, maka keamanan itu harus berlaku untuk semua pihak, bukan untuk negara tertentu.”
Ia meminta semua negara Teluk untuk bergabung dalam koalisi “Aliansi Harapan untuk Perdamaian di Selat Hormuz.” Koalisi keamanan ini menurutnya didasarkan pada asas saling pengertian, non-agresi dan penghormatan terhadap kedaulatan negara.
Berkenaan kesepakatan nuklir Iran, Rouhani mengatakan satu-satunya jalur negosiasi adalah dengan kembalinya Washington dalam perjanjian Nuklir. Dan hanya akan terjadi jika AS bersedia menghapus hukuman embargonya terhadap Iran.
Rouhani menekankan bahwa negara Timur Tengah sedang disibukkan dengan banyak masalah, perang, agresi, konflik nasional dan sektarian. Palestina adalah korban terbesar dari situasi tersebut.
Pasca beberapa kali serangan terhadap kapal tanker di Selat Hormuz dan penangkapan salah satu kapal yang membawa bendera Inggris, Amerika Serikat menawarkan pembentukan kekuatan maritim bersama untuk menjaga keamanan jalur minyak dunia tersebut. Israel merupakan salah satu negara yang turut mengumumkan kesediannya untuk menjadi salah satu negara peserta.
Terkait pelaku di balik kekacauan di Selat Hormuz, semua jari tuduhan ditujukan ke Iran, meski pemimpin negara tersebut membantah terlibat di dalamnya.
(T.HN/S: Arabic.RT)
