Jalur Gaza, SPNA – Pemerintah pendudukan Israel akan membuka kembali perbatasan Jalur Gaza pada Ahad (15/08/2021) untuk pertama kali sejak merebaknya COVID-19 pada Maret tahun lalu. Keputusan ini memungkinkan ratusan pedagang memasuki wilayah terblokade tersebut.
Kementerian Pertahanan Israel mengungkapkan bahwa 1.000 pedagang dan 350 pengusaha Gaza akan diizinkan masuk melalui penyeberangan Erez
Pernyataan tersebut menambahkan bahwa hanya mereka yang telah divaksin atau sembuh dari COVID-19 yang diperbolehkan melalui penyeberangan.
Perdagangan juga akan diperluas melalui penyeberangan Karem Shalom di selatan Gaza, demikian pula dengan peralatan dan barang-barang infrastruktur kemanusiaan, seperti air dan pembuangan kotoran.
Agresi Israel yang berlangsung selama 11 hari di Jalur Gaza pada Mei lalu telah menewaskan setidaknya 243 orang, termasuk 67 di antaranya adalah anak-anak.
Berdasarkan laporan yang dirilis oleh PBB, Uni Eropa dan Kelompok Bank Dunia, diperkirakan kehancuran akibat agresi tersebut mencapai 290 – 380 juta dolar AS, sementara pemulihannya membutuhkan anggaran sekitar 345 – 485 juta dolar AS.
Laporan bertajuk Tingkat Kerusakan dan Taksiran Kebutuhan Gaza atau The Gaza Rapid Damage and Needs Assessment (RDNA) tersebut juga mengungkapkan bahwa pasca agresi, setidaknya 62 persen penduduk Gaza mengalami kerawanan pangan, pengangguran mencapai 48 persen semetara kemiskinan berada di angka lebih 50 persen dibanding sebelum agresi.
Laporan ini juga menemukan bahwa mayoritas kerusakan di Gaza akibat agresi Israel itu berasal dari sektor sosial seperti hunian, rumah sakit, fasilitas pendididkan, serta perlindungan sosial dan pekerjaan, dengan jumlah kerusakan diperkirakan mencapai 180 juta dolar AS.
“Sektor perumahan sendiri mewakili hamper 93 persen dari total kerusakan di sektor sosial,” ungkap laporan tersebut.
(T.RA/S: QNN)
