Ramallah, SPNA – Palestina dengan tegas menolak upaya politisasi UNRWA yang dilakukan oleh Israel. Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat, Selasa (12/11/2019), mengatakan bahwa negara ini juga menolak upaya bersama untuk menghasut mandat lembaga yang menangani pengungsi Palestina tersebut.
Badan ini, yang dicetuskan oleh Majelis Umum PBB berdasarkan resolusi 302 (IV) pada tahun 1949, “Pada intinya adalah sebuah badan kemanusiaan. Lembaga ini didirikan untuk menangani masalah pada orang-orang yang secara sistematis dan brutal mengalami pembersihan etnis dari tanah air mereka.”
Sejak didirikan, UNRWA telah memainkan peran penting dalam menyediakan bantuan penting bagi para pengungsi Palestina. “Ini memungkinkan para pengungsi untuk menjalani kehidupan dengan produktif, membantu mereka saat kondisi darurat, dan memastikan stabilitas di tengah gelombang konflik dan krisis di kawasan itu,” tambah kementerian tersebut.
Kementerian juga menegaskan, “Palestina menolak narasi Israel yang menyimpang dan jahat yang menargetkan lembaga itu.”
Hasutan tersebut, “bertujuan untuk membatalkan hak-hak pengungsi Palestina dan menjerumuskan mereka ke dalam kesengsaraan dan destabilisasi lebih lanjut.”
“Alih-alih membiarkan Israel untuk mengeksploitasi tantangan yang dihadapi,” tegas nya, “UNRWA justru menyerukan penghancuran Israel dan meminta fokus internasional tertuju pada situasi pengungsi Palestina serta cara-cara untuk memastikan perlindungan terhadap mereka.”
“Palestina memperhatikan kesimpulan investigasi dan menggarisbawahi fakta bahwa tidak ada penipuan, korupsi atau penyalahgunaan dana yang ditemukan dan bahwa dugaan pelanggaran tidak mengganggu kegiatan UNRWA.”
Operasi UNRWA terus berjalan tanpa gangguan. Lembaga ini terus memberikan bantuan kemanusiaan dan pembangunan kepada para pengungsi di kelima bidang operasi dengan cara yang sama efisien.
Pernyataan itu menegaskan kembali penghargaan tulus Negara Palestina kepada komisaris jenderal UNRWA sebelumnya, Pierre Krähenbühl, yang mengundurkan diri pekan lalu, “atas komitmen tulusnya pada UNRWA dan pengungsi Palestina, mobilisasi sumber daya yang tak kenal lelah dan efektif, serta advokasi yang berprinsip untuk hak-hak, martabat dan kebutuhan kemanusiaan para pengungsi selama masa tugasnya.”
Krähenbühl, menurut pernyataan itu, “telah memimpin UNRWA dengan keberanian dan tekad dalam situasi yang paling sulit.”
Pada bagian akhir, pernyataan itu mendesak agar perhatian difokuskan kembali pada pembaharuan mandat UNRWA dan mendapatkan pendanaan yang lebih berkelanjutan, yang memungkinkan lembaga itu memenuhi kebutuhan pengungsi, sembari menunggu pencapaian solusi yang adil bagi para pengungsi Palestina.
(T.RA/S: WAFA)