New York, SPNA – Amerika Serikat, Kamis (14/10/2021), kembali mendapatkan keanggotaannya di Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
Duta Besar Amerika untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan “Semua umat manusia dilahirkan bebas dan setara dalam martabat dan hak. Ini fakta, bukan sebuah opini. Hak asasi manusia kita tidak dapat dicabut, tidak dapat dibagi, saling bergantung dan saling terkait, dan bersifat universal.”
Dia juga mengatakan bahwa kembalinya AS sebagai Anggota HAM PBB merupakan realisasi dari salah satu janji kampnye Presiden Joe Bide. Mulai Januari nanti, Linda menyebutkan bahwa Amerika akan kembali berjuang bersama dengan anggota lainnya untuk misi pembelaan terhadap hak asasi manusia.
“Setelah janji kampanye Presiden Biden untuk kembali ke Dewan Hak Asasi Manusia telah dipenuhi, kami dapat bekerja untuk memastikan bahwa badan ini mematuhi prinsip-prinsip ini. Mulai 1 Januari 2022, dalam peran baru kami sebagai anggota, kami dapat berpartisipasi penuh dalam pekerjaan Dewan untuk melindungi dan mempromosikan hak asasi manusia,” ucapnya.
“Kami akan mempromosikan penghormatan terhadap kebebasan mendasar dan hak-hak perempuan, dan menentang intoleransi agama, ketidakadilan ras dan etnis, kekerasan dan diskriminasi terhadap anggota kelompok minoritas, termasuk orang-orang LGBT dan penyandang disabilitas,” tambahnya.
Dalam kontek Israel, Amerika berjanji akan tetap memberikan perlindungan khusus bagi negara Yahudi tersebut.
“Kami akan menentang kebijakan dewan yang tidak proporsional terhadap Israel, di mana negara itu selalu menjadi agenda permanen Dewan dan negara target,” tegasnya.
Mantan Presiden AS, Donald Trump, menarik negaranya dari Dewan HAM PBB pada tahun 2018. Ia menuduh Badan HAM PBB hanya fokus mengutuk Israel.
(T.HN/S: i24 News)