Yerusalem, SPNA – Ketua Komite Pertahanan Silwan di Yerusalem yang diduduki, Fakhri Abu Diab, pada Minggu (05/09/2021), menyatakan bahwa sebanyak enam desa di daerah Silwan, Yerusalem yang diduduki, terancam dihancurkan atau dibongkar total oleh otoritas pendudukan Israel.
Dalam sebuah pernyataan pers, Fakhri Abu Diab, menambahkan bahwa pendudukan Israel berusaha menciptakan ketidakseimbangan demografis di Yerusalem dengan meluaskan pengaruh pemukim Yahudi.
Ia memperingatkan proyek “Cekungan Suci” Israel, yang dimulai dari kawasan Sheikh Jarrah (utara Kota Tua), ke kawasan Silwan (selatan Masjid Al-Aqsha), termasuk kawasan Kota Tua.
Abu Diab menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan untuk menghapus kehadiran bangsa Arab dan umat Islam. Pendudukan Israel ingin mengubah lanskap demografis, geografis, dan sejarah bangsa Palestina.
“Sehingga mereka perlu melakukan pengusiran, penggusuran warga, perampasan hak tanah milik mereka, dan tidak memberi izin mereka untuk mendirikan bangunan,” sebut Abu Diab sebagaimana dilansir dari Palinfo.
Ia menunjukkan bahwa wilayah Silwan, yang berbatasan dengan Masjid Al-Aqsha dari selatan dan tenggara, membentang lebih dari 5.640 dunum (564 hektare), dengan lebih 60.000 penduduk menetap di kawasan tersebut.
Abu Diab juga menunjukkan bahwa kawasan Silwan tersebut mencakup enam desa yang terancam dihancurkan total oleh pendudukan Israel dan lebih dari 6.800 rumah penduduk Palestina yang pemiliknya sudah diserahkan laporan penghancuran atau pembongkaran. Sementara itu, sejak tahun 1967, otoritas pendudukan Israel tidak memberikan izin mendirikan bangunan di Silwan.
Abu Diab memperingatkan adanya rencana besar berbahaya yang ingin diterapkan oleh pendudukan Israel di kawasan tersebut pada tahun 2030. Ia menyerukan berbagai pihak internasional, lembaga publik untuk mengambil langkah menghentikan tindakan berbahaya pendudukan Israel.
“Jika tidak, kita akan melihat pendudukan Israel akan mencapai apa yang diinginkannya, yaitu rencana Yahudisasi Kota Suci,” sebut Abu Diab.
Abu Diab menunjukkan bahwa pada tahun 2020, menurut data statistik penduduk Silwan membayar lebih dari 13 juta shekel (1 shekel = 0,30 dolar AS) dengan dalih melakukan pelanggaran pembangunan. Ini dilakukan untuk menekan penduduk Palestina Yerusalem.
“Pendudukan Israel dengan sengaja menerapkan kebijakan penghancuran fasilitas dan rumah mandiri (di mana penduduk Palestina dipaksa untuk menghancurkan rumah mereka sendiri), ini bertujuan untuk melipatgandakan tekanan psikologis warga, di samping tekanan fisik,” sebut Abu Diab.
(T.FJ/S: Palinfo)