Jakarta, NPC – Di tengah pandemi virus Corona-19 dan berlakunya PPKM Level 4, mau tidak mau telah membatasi kegiatan masyarakat secara umum. Termasuk kajian Islam, yang biasanya digelar secara tatap muka dan langsung. Kini karena kondisi, kajian dilakukan secara virtual.
Nusantara Palestina Center (NPC) menggelar kajian secara virtual melalui aplikasi Zoom dengan menghadirkan Ustaz Dr. Lukmanul Hakim Al-Azhari, Lc., MA., pada hari Sabtu (7/8/2021) pagi.
Lukmanul Hakim merupakan seorang ustaz kondang pakar hadis tamatan Universitas Al-Azhar Kairo. Sementara Masri Udin berlaku sebagai pemandu acara dalam kegiatan ini.
Ustaz Lukmanul Hakim menjelaskan hadis ke-48 dari buku hadis “Al-Arba’ūn Al-Maqdisiyah”, karya Dr. Muraweh Mousa Nassar, tentang “Baitul Maqdis dan Nasakh Al Quran.”
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa hukum yang pertama kali di nasakh dalam Al-Qur’an adalah kiblat. Peristiwa itu terjadi ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah yang penduduknya mayoritas orang Yahudi, maka Allah SWT memerintahkan Nabi untuk menghadap Baitil Maqdis (saat salat), dengan ini bergembiralah orang Yahudi. Rasulullah SAW menghadap Baitil Maqdis lebih dari 10 bulan, padahal Rasulullah SAW sendiri lebih suka menghadap kiblatnya Nabi Ibrahim (Ka’bah), Rasulullah sering kali terlihat berdoa dan menengadahkan wajahnya ke langit menanti turunnya wahyu, kemudian Allah menurunkan wahyu yang di nanti, yakni perintah untuk kembali menghadap Ka’bah.
Dari isi hadis di atas, Ustaz Lukman menyatakan bahwa peristiwa pemindahan kiblat salat merupakan hukum pertama yang dinasakh dalam Al-Quran.
Menjawab pertanyaan yang dilontarkan peserta kajian, apakah pemindahan arah salat itu murni kehendak Allah ataukah karena doa Nabi SAW.
Menanggapi hal di atas, Pakar Hadis itu mengatakan bahwa semua yang terjadi di alam ini tanpa terkecuali atas kehendak Allah, dan tanpa campur tangan siapa pun.
“Apa pun yang terjadi di alam semesta ini semata-mata karena kehendak Allah tanpa adanya intervensi dari makhlukNya,” jelas Ustaz Lukman yang pernah berguru langsung dengan Prof. Dr. Muhammad Sayyid Sayyid Ṭanṭawi (Raḥimahullāh), Grand Syekh Al-Azhar periode 1996 hingga 2010 itu.
Lebih lanjut, di akhir sesi kajian ini, Ustaz Lukman menyampaikan bahwa kebijaksanaan Ilahi mengharuskan manusia tidak menjadi satu bangsa, dan seterusnya. Pluralisme dalam kurikulum dan ritual adalah cara yang diinginkan Allah untuk ciptaanNya sebagai ujian. Apakah manusia memilih jalan kebenaran atau kebatilan.
“Ada hikmah Allah yang ingin Allah perbuat, ini semua menjadi ujian untuk kita,” tandasnya.
Kajian semakin menarik lantaran terdapat sesi tanya jawab yang dipandu oleh pembawa acara seputar materi yang telah disampaikan.
Setiap Sabtu pagi, Ustaz Lukman rutin menjadi pembicara dalam acara kajian hadis seputar Baitul Maqdis.
Semoga kajian ini bermanfaat untuk semua dalam rangka misi edukasi yang tepat dan ilmiah mengenai pentingnya Baitul Maqdis bagi umat Islam dan perdamaian dunia.
Bagi pembaca setia website blog.npc.id/ yang tidak sempat mengikuti kajian hadis ini, dapat menyaksikan rekaman videonya di channel youtube NPC dengan meng-klik tautan ini.
Sebagaimana dimengerti publik saat ini, bahwa berbagai pelanggaran berat telah dilakukan oleh entitas Zionis Israel terhadap rakyat Palestina. Israel telah melakukan pelanggaran internasional dan kejahatan yang tidak sesuai dengan aturan peremptory norm dalam hukum internasional, yakni dengan melakukan kejahatan kemunusiaan di Palestina.
Krisis kemanusiaan di Palestina harus menjadi isu utama perdamaian dunia dan mendapat perhatian dari semua umat manusia.
Info program bantuan kemanusiaan, kantor pusat NPC Jakarta.
? 0811 99 444 96 | call center npc
? 0822 9994 5959 | Ota Yatim
? 0811 1380 4066 | Qurban Kasih Palestina
✅ our activity | www.blog.npc.id
✅ donated here for Palestine | https://donasi.blog.npc.id