Jakarta, NPC – Ustaz kondang pakar hadis tamatan Universitas Al-Azhar Kairo, Dr. Lukmanul Hakim Al-Azhari, Lc., MA., menuturkan bahwa ilmu agama tiak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Hal itu ia sampaikan saat ia menjadi pembicara pada serial kajian kitab hadis “Al-Arba’ūn Al-Maqdisiyah”, karya Dr. Muraweh Mousa Nassar, yang digelar oleh Nusantara Palestina Center (NPC), pada hari Sabtu (26/6/2021) pagi.
Menurutnya manusia memiliki kebutuhan dasar untuk beribadah (beragama, red) sejak zaman dahulu, seperti halnya manusia tidak dapat hidup tanpa makanan yang membuatnya bertahan hidup. Agama bagi manusia sangat penting dan merupakan kebutuhan bawaan manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpanya.
“Agama tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Itu salahnya kita sekarang, ilmu agama itu sudah asing dari kehidupan kita. Banyak yang tidak bisa bca Al Quran, ini sangat menyedihkan sekali,” terangnya kepada peserta kajian.
Lebih lanjut, dirinya menjelaskan bahwa dari segi akal, manusia membutuhkan hukum yang mengatur hidup dan perilakunya, sehingga hidup tanpa agama artinya manusia mirip dengan binatang. Dalam kehidupan dan perilakunya, manusia dapat memakan yang kuat dan yang lemah.
Oleh sebab itu, kata ustaz yang pernah berguru langsung dengan Prof. Dr. Muhammad Sayyid Sayyid Ṭanṭawi (Raḥimahullāh), Grand Syekh Al-Azhar periode 1996 hingga 2010 itu, ilmu agama harus dijadikan pondasi utama sebelum menekuni yang lain. Menerutnya, paling tidak seseorang itu harus memahami ilmu-ilmu agama yang berkaitan dengan fardu ‘ain.
“Seharusnya ilmu agama itu dijadikan pondasi utama sebelum menekuni yang lain. Atau setidaknya mempelajari ilmu-ilmu agama yang ada kaitannya dengan fardu ‘ain,” papar ustaz Lukman.
Diketahui, setiap Sabtu pagi, Ustaz Lukman rutin menjadi pembicara dalam acara kajian hadis seputar Baitul Maqdis.
Pada kajian Hadis ke-36 ini, Ustaz Lukman membacakan hadis tentang “Bumi Syam, Negeri Ribath dan Tempat Tinggal Orang-orang Beriman.”
Semoga kajian ini bermanfaat untuk semua dalam rangka misi edukasi yang tepat dan ilmiah mengenai pentingnya Baitul Maqdis bagi umat Islam dan perdamaian dunia.
Selain itu, kajian ini juga diharapkan dapat mendorong antusiasme dan semangat publik dalam memperjuangkan Baitul-Maqdis yang mana hingga saat ini masih dalam penguasaan otoritas Yahudi Israel.
Saat ini sebagaimana dimengerti publik, bahwa berbagai pelanggaran berat telah dilakukan oleh entitas Zionis Israel terhadap rakyat Palestina. Israel telah melakukan pelanggaran internasional dan kejahatan yang tidak sesuai dengan aturan peremptory norm dalam hukum internasional, yakni dengan melakukan kejahatan kemunusiaan di Palestina.
Krisis kemanusiaan di Palestina harus menjadi isu utama perdamaian dunia dan mendapat perhatian dari semua umat manusia.
__
Info program bantuan Kemanusiaan, Kantor pusat NPC Jakarta. Call Center di nomor Hp/Wa: 0811 99 444 96 (NPC).
Aktivitas Sosial Kemanusiaan: www.blog.npc.id/