Yerusalem, NPC – Selama Juli tahun ini, sebanyak 6.558 pemukim Israel, sebagaimana dilansir Palinfo, pada Senin (01/08/2023), menyerbu masuk ke Masjid Al-Aqsha. Ini merupakan angka tertinggi sejak awal tahun 2023 ini dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
Pada hari terakhir bulan Juli, pada Senin (31/07/2023), sebanyak 133 pemukim Israel menyerbu masuk ke kompleks suci Masjid Al-Aqsha di bawah perlindungan pasukan pendudukan Zionis Israel.
Gerombolan pemukim Israel melakukan tur provokatif ke kompleks suci Al-Aqsha. Mereka juga melakukan ritual Talmud di bagian timur Al-Aqsha. Serbuan ini bertepatan dengan terus berlanjutnya upaya yahudisasi yang dilakukan otoritas pendudukan dan kelompok pemukim ekstremis Israel di Masjid Al-Aqsha.
Pemukim Zionis Israel sedang berupaya mendirikan bangunan kuil Yahudi dengan dukungan penuh dari pemerintah sayap kanan ekstrim Benjamin Netanyahu. Channel 12 Israel menerbitkan video yang menunjukkan persiapan pembangunan kuil Yahudi Ketiga untuk menggantikan Masjid Al-Aqsha.
Sebelumnya, pemukim ekstremis Israel menyiapkan pembakar dupa dan lilin untuk menunggu pembangunan kuil. Mereka juga membawa seekor sapi merah dari Texas Amerika Serikat untuk menentukan tahap pembangunan kuil Yahudi di masa depan.
Pemerintah otoritas pendudukan Zionis dan kelompok pemukim Israel ekstrimis, sejak awal pendudukan tanah Palestina, telah bercita-cita untuk membagi kompleks Masjid Al-Aqsha secara ruang dan waktu bagi Yahudi, terlebih setelah adanya pembagian Masjid Ibrahimi di kota Hebron bagi Yahudi.
Otoritas pendudukan Israel telah mengubah isu pembagian Al-Aqsha menjadi fakta yang diterapkan secara paksa dan secara bertahap. Hal ini dimulai dengan serbuan pemukim Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsha yang awalnya jarang dilakukan dan cuma dilakukan pada hari tertentu, sekarang mulai berlangsung setiap hari kecuali pada hari Jumat dan Sabtu, bahkan dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
Tindakan pelecehan terhadap Al-Aqsha ini pelan-pelan berkembang, di mana pemukim Israel pada saat ini sudah mulai melukan ritual ibadah Talmud baik secara individu atau secara kelompok di kompleks Masjid Al-Aqsha.
Kelompok Kuil Yahudi tidak puas dengan hanya melakukan itu, sampai hari ini mereka menyerukan untuk memperpanjang jam serbuan ke kompleks Al-Aqsha, mengizinkan orang-orang Yahudi untuk masuk dari semua gerbang Al-Aqsha, melakukan doa dan ritual Taurat di kompleks Al-Aqsa, membuka pintu bagi orang-orang Yahudi yang menyerbu pada hari Jumat dan Sabtu, menentukan lokasi sinagoge di dalam Al-Aqsha, mengakhiri pengawalan polisi bagi kelompok Yahudi, dan tidak menutup Al-Aqsha bagi orang-orang Yahudi pada hari-hari dan perayaan Islam apa pun.
Direktur Lembaga Wakaf Al-Aqsha, Syeikh Najeh Bakirat, mengatakan bahwa otoritas pendudukan Israel sedang mengobarkan perang sistematis yang melawan Yerusalem yang diduduki. Rezim Zionis Israel ingin memaksakan pembagian ruang dan waktu bagi orang-orang Yahudi di kompleks suci Al-Aqsha.
Syeikh Najeh Bakirat menjelaskan bahwa otoritas pendudukan Israel bertujuan untuk meyahudisasi Yerusalem sepenuhnya dan berusaha untuk mengubah identitas visual kota Yerusalem melalui permukiman ilegal dan penghancuran bangunan Palestina. Realitas lapangan menunjukkan adanya perjuangan mengubah peta demografis di Yerusalem.
(T.FJ/S: Palinfo)