New York, NPC – Wakil Perwakilan Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky, sebagaimana dilansir RT Arabic, pada Senin (12/11/2023), menyebut bahwa Amerika Serikat menolak segala upaya di Dewan Keamanan PBB yang mengutuk praktik kejahatan Israel di Jalur Gaza, dan hanya ingin untuk mengutuk gerakan perlawanan Palestina, Hamas, saja.
“Amerika Serikat tidak ingin Dewan Keamanan PBB mengambil tindakan apa pun yang dapat membahayakan operasi darat Israel di Jalur Gaza,” kata Dmitry Polyansky.
Dmitry Polyansky juga mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak ingin mendengar seruan gencatan senjata di Jalur Gaza, padahal hal tersebut sangat diharapkan oleh komunitas internasional agar dapat menyalurkan bantuan kemanusiaan dan menyelamatkan penduduk sipil.
“Mereka tidak ingin ada kecaman terhadap Israel dalam keputusan apa pun (PBB). Mereka hanya ingin mengutuk Hamas,” kata Dmitry Polyansky.
Amerika Serikat terus menggunakan hak veto dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB dan menolak resolusi apa pun yang menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza, pengiriman bantuan kemanusiaan, atau penyelesaian apa pun terkait wilayah Palestina. Dmitry Polyansky menyebut bahwa Amerika Serikat hanya ingin mengutuk Hamas dan mengakui hak Israel untuk membela diri, tanpa menyerukan gencatan senjata, dan tidak ingin mengutuk kejahatan luar biasa yang dilakukan Israel terhadap penduduk sipil di Jalur Gaza.
Kriktikan juga datang dari Amerika Serikat terhadap kebijakan Joe Biden terkait Jalur Gaza, di mana lebih dari 100 pegawai di Kongres AS meminta Biden untuk segera mengambil tindakan demi mencegah jatuhnya lebih banyak korban sipil di Jalur Gaza dan menghentikan perang.
Sementara itu, hingga pada hari ke-37 perang di Jalur Gaza, Israel masih terus melakukan pemboman intensif di beberapa lokasi di Jalur Gaza. Militer pendudukan Israel menyerang dan menargetkan apa saja, khususnya rumah sakit, yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka pada penduduk sipil. Kantor media pemerintah Palestina di Jalur Gaza menyebutkan bahwa tentara Israel telah menjatuhkan sekitar 32.000 ton bahan peledak atau sekitar lebih 13.000 bom sejak 7 Oktober lalu.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, hingga pada Minggu (12/11/2023), sebanyak 11.180 penduduk Palestina meninggal dunia dalam serangan udara militer pendudukan Israel, termasuk di antaranya 4.609 anak-anak dan 3.100 perempuan. Sementara itu, lebih 27.500 orang mengalami luka-luka dan ribuan lainnya masih hilang di dalam reruntuhan akibat serangan bom Israel.
(T.FJ/S: RT Arabic)