Oleh: Tim Editorial Surat Kabar Alquds
Yerusalem, NPC – Negara Israel, melalui kunjungan pemukim ilegal dalam jumlah besar ke Masjid Al-Aqsa beberapa waktu terakhir, nampaknya ingin menarik konflik yang ada ke arah konflik agama. Suatu kondisi yang tentunya sangat dihindari oleh berbagai pihak, karena dapat menumpahkan banyak darah dan mengganggu keamanan serta kedamaian dunia.
Apa yang diinginkan oleh Israel dengan bertamahnya jumlah pengunjung Yahudi ke Masjid Al-Aqsa? Melaksanakan ibadah Talmud di sana dan mengancam penghancuran terhadap Masjid Kubah Batu, untuk kemudian dibangun di tempat tersebut Kuil Sulaiman.
Terbaca jelas tujuan yang ingin dicapai oleh Israel, yaitu membagi Masjid Al-Aqsa menjadi dua secara fisik, dan itu tentu akan memancing reaksi umat Islam dunia.
Dalam beberapa tahun terakhir, Israel terbukti berhasil membagi Masjid Al-Aqsa menjadi dua, secara waktu. Dimana warga Yahudi mendapatkan waktu kunjungan khusus di pagi hari dan setelah dhuhur. Tidak mustahil jika Israel punya keinginan untuk membelah tubuh Al-Aqsa menjadi dua, sebagaimana yang berhasil mereka lakukan terhadap Masjid Ibrahimiah di Khalil/Hebron.
Perlu diketahui bahwa galian bawah tanah di lingkungan Al-Aqsa oleh peneliti Yahudi dan asing sampai saat ini belum bisa memberikan sekeping buktipun atas keberadaan Kuil Sulaiman. Atau bukti keterikatan umat Yahudi dengan Masjid Al-Aqsa dan Yerusalem.
Israel hanya ingin memuaskan nafsu birahi untuk menguasai Masjid Al-Aqsa. Tanpa melihat dan memberi nilai sama sekali bagi perjanjian dan konsensus internasional terkait dengan situs suci umat muslim tersebut. Dan bahkan jika bukti dan fakta lapangan juga tidak mendukung pernyataan mereka.
Pihak Palestina, baik pemerintah atau faksi perjuangan yang ada, harus segera mengambil langkah untuk menghalangi usaha Israel yang ingin bermain api. Karena itu akan membawa dampak yang komprehensif dan meluas hingga keluar Palestina dan Israel.
Perlu ditegaskan bahwa Yerusalem, khususnya Masjid Al-Aqsa sedang dalam kritis. Terlebih setelah Israel berhasil menggelar pawai bendera yang dianggap sebagai kemenangan Yahudi untuk menguasai Yerusalem.
(T.HN)