Jalur Gaza, NPC – Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan, Rabu (28/02/2024), dua anak di Jalur Gaza meninggal akibat dehidrasi dan kekurangan gizi.
Juru bicara kementerian, Ashraf Al-Qudra, menyatakan bahwa keduanta menghebuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Al-Shifa. Dengan demikian jumlah kematian anak-anak akibat kelaparan dan dehidrasi di kalangan anak-anak bertambah menjadi 6 orang.
Di saat yang sama, WFP telah memperingatkan kemungkinan kelaparan di Gaza utara, karena Israel menutup akses bantuan ke Gaza sejak 23 Januari lalu.
WFP menambahkan, Israel secara sistematis mencegah warga Gaza mendapatkan bantuan kemanusiaan dan menyulitkan upaya pengiriman bantuan kemanusiaan ke zona konflik.
Sebelumnya Perwakilan Tinggi Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, menegaskan bahwa Israel menggunakan “kelaparan massal di Gaza” sebagai senjata.
Dalam wawancara dengan stasiun TV Spanyol, seperti dilansir oleh Maannews pada Minggu (25/02/2024), Borrell menyatakan: “Kita berada di tengah-tengah bencana, PBB terpaksa menangguhkan bantuan kemanusiaan, dan Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata, hal ini bertentangan dengan hukum internasional.”
Dia menegaskan bahwa kebijakan dan rencana Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, terhadap Gaza tidak dapat diterima.
Saat ini, perang di Jalur Gaza telah memasuki hari ke-145, dan sambil berlanjutnya pemboman, peringatan dunia internasional terkait kelaparan massal telah menjadi kenyataan. Mediator internasional berpacu dengan waktu untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata sebelum bulan Ramadhan.
(T.RS/S:RtArabic)