Jakarta, NPC – Ustaz kondang pakar hadis tamatan Universitas Al-Azhar Kairo, Dr. Lukmanul Hakim Al-Azhari, Lc., MA., mengisahkan tentang Nabi Yusya’ bin Nun menuju Al-Aqsha dan matahari yang pernah berhenti.
Hal itu diungkapkan oleh Ustaz yang pernah berguru langsung dengan Prof. Dr. Muhammad Sayyid Sayyid Ṭanṭawi (Raḥimahullāh), Grand Syekh Al-Azhar periode 1996 hingga 2010 itu, pada kajian serial hadis seputar Baitul Maqdis dari karya Dr. Muraweh Mousa Nassar, yang berjudul “Al-Arba’ūn Al-Maqdisiyah,” Sabtu (27/3/2021) pagi.
Kajian ini rutin digelar setiap pekan oleh manajemen Nusantara Palestina Center (NPC) secara online.
Menurut Ustaz Lukman, ada satu sejarah yang hampir luput dari manusia, yakni sejarah di mana matahari pernah berhenti di zaman Nabi Yusya’.
Pada kajian hadis tersebut, Ustaz Lukman menyebutkan satu hadis riwayat Imam Ahmad, bahwa tatkala Nabi Yusya’ bermaksud ingin melakukan jihad menghadapi kaum kafir yang menguasai Baitul Maqdis, maka ia menyampaikan wejangan kepada seluruh tentaranya. Setelah itu ia pun melangsungkan perjalanan dalam rangka memerangi kaum kafir. Saat ia menyaksikan perang belum usai, sementara matahari nyaris tenggelam, maka ia pun berdoa kepada Allah, Saw., agar matahari ditahan. Akhirnya, Allah, Swt., menahan matahari sampai Nabi Yusya’ merampungkan perang dan menaklukkan kaum kafir.
Hadis itu berbunyi, “Sesungguhnya matahari tak pernah ditahan untuk seorang manusia pun, selain untuk Nabi Yusya’ di hari ia melakukan perjalanan menuju Baitul Maqdis (Al-Aqsha).” (HR Ahmad dari Abu Hurairah).
Allah, Swt., menganugerahkan mukjizat dan hikmah kenabiaan yang nyata kepada Yusya’ yang merupakan murid dari Nabi Musa, As.
Usai Nabi Yusya’ dan kaumnya memenangkan perang dan menguasai kota tersebut (Baitul Maqdis). Setelah itu Nabi Yusya’ bin Nun menginstruksikan kaumnya untuk mengumpulkan harta rampasan perang untuk dibakar. Namun api enggan membakarnya. Lalu ia meminta kaumnya untuk bersumpah. Dan ternyata ada dari kaumnya yang berkhianat lantaran mencuri emas sebesar kepala sapi.
Alhasil, lanjut serita Usta Lukman, orang-orang yang berkhianat itu mengembalikan apa yang mereka curi. Dan akhirnya dikumpulkan dengan harta rampasan perang lainnya. Barulah api mau membakarnya.
Setelah Baitul Maqdis dapat dikuasai oleh Bani Israil, maka mereka hidup di dalamnya dan di antara mereka ada Nabi Yusya’ yang memerintah mereka dengan Kitabullah.
Dari hadis tentang penahanan matahari tersebut, kata Ustaz Lukman, semoga menumbuhkan kecintaan dan pembelaan umat Islam tehadap Masjid Al-Aqsha.
Saat ini Masjid Al-Aqsha di Palestina sedang mengalami pengepungan. Berbagai pelanggaran berat telah dilakukan oleh entitas Zionis Israel terhadap rakyat Palestina dan Masjid Al-Aqsha. Israel telah melakukan pelanggaran internasional dan kejahatan yang tidak sesuai dengan aturan peremptory norm dalam hukum internasional, yakni dengan melakukan kejahatan kemunusiaan di Palestina.
Krisis kemanusiaan di Palestina harus menjadi isu utama perdamaian dunia dan mendapat perhatian dari semua umat manusia.
__
Info program bantuan Kemanusiaan, Kantor pusat NPC Jakarta. Call Center: 021-8778 8187. Hp/Wa: 0811 99 444 96(NPC).
Aktivitas Sosial Kemanusiaan: www.blog.npc.id/