Moskow, SPNA – Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan dalam pertemuan dengan Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon, bahwa Moskow melakukan yang terbaik untuk mendukung Dushanbe, terkait apa yang terjadi di wilayah perbatasan dengan Afghanistan. Dikutip dari Rt.Arabic, Sabtu (08/05/2021).
Ia mengatakan, “Masalah keamanan sangat penting dalam kaitannya dengan peristiwa yang terjadi di Afghanistan. Tajikistan memiliki perbatasan terpanjang dengan Afghanistan, saya tahu bahwa situasi ini sangat mengkhawatirkan Anda, dan ini adalah sumber kekhawatiran yang sah.”
Putin juga menyebutkan bahwa Rusia akan memberikan perhatian khusus untuk mendukung sektor keamanan Tajikistan.
“Saya sangat tertarik untuk mengetahui pendapat Anda tentang perkembangan peristiwa .. Dari pihak kami, kami melakukan yang terbaik untuk mendukung Anda.” Ucapnya
“Kami bekerja untuk mendukung dan memperkuat angkatan bersenjata Tajikistan. Kami memiliki kerja sama di bidang ini, dan ada program lengkap selama beberapa tahun, dan kami akan melakukan yang terbaik untuk memastikan penerapannya tepat waktu. ”
Di pihak lain, , Rahmon menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi di Afghanistan setelah Amerika memutuskan untuk menarik pasukannya dari negara tersebut. Kondisi di negeri “Kuburannya Kerajaan-Kerajaan” itu disebutkan sangat tidak stabil.
“Pertama-tama, penting untuk membahas masalah keamanan, dengan mempertimbangkan fakta bahwa Amerika Serikat mengumumkan penarikan pasukannya dari Afghanistan. Dan sekarang, setelah pengumuman ini, situasi di sana semakin memburuk.” Jelasnya.
Ia juga menyambut dengan baik kerjasama keamanan Rusia yang sangat memberikan dampak positif bagi negaranya.
Awal Bulan lalu (Mei), Tajikistan juga sempat terjebak dalam suasana tegang dengan negara tetangganya yang lain, yaitu Kyrgystan. Empat puluhan orang tewas dalam bentrokan antara warga dan militer di perbatasan kedua negara.
Otoritas Kesehatan Kyrgystan menyebutkan pada Jumat (30/04), bahwa korban yang meninggal dari pihaknya berjumlah 31 orang. Sebagian besar korban berasal dari warga sipil, ditambah 154 korban luka-luka.
Sedangkan Tajikistan, dikutip dari laporan media lokal, 10 warga sipil meninggal dan satu tentara penjaga perbatasan. Adapun korban yang luka-luka berjumlah 90 orang.
Hal itu dipicu sengketa atas sebuah tempat penampungan air dimana kedua pihak saling mengklaim kepemilikan.
(T.HN/S: Arabic.rt.com)