Jalur Gaza, NPC – Senin (18/11/2019), Nusantara Palestina Center (NPC) menyerahkan bantuan tunai kepada pasien cedera kritis korban kekejaman agresi militer Israel atas Gaza yang berlangsung sejak Selasa pagi (12/11/2019).
Penyerahan bantuan tersebut dilakukan oleh Dewan Pembina NPC Abdillah Onim yang saat ini berada di Jalur Gaza Palestina. Abdillah mengunjungi beberapa rumah sakit untuk menyalurkan bantuan kemanusia kepada warga Palestina. Di antaranya, ia berkunjung ke Rumah Sakit Al-Syifa Gaza City, Rumah Sakit Indonesia Gaza Utara, RS Al-Syuhada Gaza Tengah dan Rumah Sakit Eropa Khan Yunis Gaza Selatan.
Abdillah Onim menuturkan, masing-masing pasien cedera kritis korban kekejaman agresi militer Israel itu diberikan santuan berupa uang tunai sebesar 100 USD.
“Dimana masing-masing pasien diberi 100 USD,” katanya.
Para pasien Gaza merasa terharu dengan kedatangan Abdillah Onim yang menjenguk dan memberi bantuan kepada mereka. Mereka menyampaikan salam persahabatan dan ucapan terima kasih kepada masyarakat Indonesia.
Di mata warga Gaza, meskipun secara geografis Indonesia berada jauh dari Palestina, namun Indonesia sangat dekat di hati. Hal itu dikatakan oleh Abu Ahmad, ayah dari pasien yang harus kehilangan kedua kakinya karena diamputasi serta mata kanannya hilang akibat terkena sepihan rudal.
“Kalian jauh, tapi māsyā Allāh dekat di hati kami,” terang Abu Ahmad.
Hingga saat ini, kondisi para pasien korban keganasan militer Israel masih sangat memprihatinkan. Mereka kesakitan dan menderita patah tulang, perut bocor, tangan bengkak tanpa tulang serta tidak sedikit dari mereka yang tak sadarkan diri di ruang ICU karena luka yang mereka derita sangat parah.
Penderitaan mereka bertambah dikarenakan pihak rumah sakit mengalami krisis obat-obatan. Menurut Penangguung Jawab Rumah Sakit Al-Syifa, Dokter Muklis menyebutkan, untuk mendapatkan paracetamol saja pihaknya harus menebus dari apotik luar. Hal itu dikarenakan rumah sakit tidak tersedia obat-obatan.
“Paracetamol saja harus kami tebus dari apotik di luar karena rumah sakit tidak tersedia obat-obatan,” terangnya.
Meskipun aktivitas belajar mengajar sudah dimulai kembali, serta kegiatan perkantoran dan perkuliahan sudah aktif, namun masyarakat Gaza masih tetap waspada terhadap kemungkinan buruk yang bakal terjadi jika Israel melancarkan serangan rudal kembali ke wilayah pemukiman warga di Gaza.