Paris, SPNA – Di tengah protokol kesehatan yang ketat, Selasa (01/09/2020), berbagai sekolah dan kantor mulai beroperasi di Perancis setelah pembatasan selama beberapa bulan guna membendung penyebaran COVID-19.
Dengan menggunakan masker, hampir 12,4 juta anak mulai bersekolah, untuk pertama kalinya sejak Maret tahun ini. Diperkirakan sekitar 25,5 juta orang juga kembali bekerja di kantor di negara tersebut.
Masker diwajibkan bagi semua siswa yang berusia di bawah 11 tahun, yang berarti mereka yang duduk di sekolah menegah pertama dan menengah atas.
Sejak lockdown akibat pandemi diberlakukan, para siswa tidak diperkenankan belajar di kelas. Banyak dari mereka yang belajar dari rumah tidak memiliki teknologi yang diperlukan – seperti komputer atau telepon genggam untuk menerima dan mengirim tugas.
Menteri Pendidikan, Jean-Michel Blanquer, mengatakan bahwa hanya 4% siswa yang putus sekolah selama masa lockdown, yang bertepatan dengan liburan musim panas. Berbicara kepada BFM TV, ia mengumumkan bahwa semua sekolah, Sekolah Menengah Atas dan perguruan tinggi kini dibuka kembali.
Meyakinkan orang tua siswa, ia mengatakan bahwa pemerintah telah mempersiapkan dan mengambil langkah-langkah pencegahan.
“Kami sudah siap. Saya katakan pada mereka. Jangan Takut. Pendidikan adalah hal mendasar. Kita butuh sekolah. Dan sekolah ini bukan sesuatu yang mubazir,” tuturnya.
Presiden Marcon juga memberikan dukungan melalui pesan video yang dipasang di Instagram pada Senin malam (31/08/2020).
“Saya banyak mengandalkan Anda mulai besok pagi untuk membuat gerakan pencegahan, dengan menggunakan masker, atau yang lainnya. Dan juga, ikuti apa yang guru katakan padamu,” tuturnya pada para siswa.
Pihak berwenang menggunakan berbagai langkah-langkah pencegahan seperti jaga jarak, penggunaan masker oleh siswa, dan 866,000 guru. Masker wajib digunakan meski di halaman. Keputusan tentanang jarak sosial diserahkan kepada otoritas sekolah.
“Semua orang dewasa di sekolah – perguruan tinggi dan Sekolah Menengah Atas – harus menggunakan masker,” ucap Blanquer dalam sebuah konferensi pers pekan lalu saat mengumumkan keputusan pembukaan kembali sektor pendidikan.
Lebih Banyak Guru dan Jam Mengajar
Anak-anak akan dites jika menunjukkan gejala. Blanquer mengatakan bahwa pemerintah akan menilai langkah ini pada pertengahan September mendatang. Pemerintah juga telah menambah 1,600 tenaga pengajar di sekolah dasar dan 1,5 juta lebih banyak jam mengajar dalam standar menengah untuk memberikan dukungan kepada para siswa.
Igor Garncarzyk, sekjen serikat guru Snupden-FSU mengatakan kepada BFM TV bahwa implementasi bergantung pada sekolah.
“Akan sangat sulit menggunakan masker sepanjang waktu. Itu akan menjadi salah satu kesulitan terbesar,” tandasnya.
Menurut Menteri Tenaga Kerja Elisabeth Borne, penggunaan masker telah diwajibkan di perkantoran.
Protokol membolehkan pekerja melepas masker pada waktu tertentu, sesuai kebutuhan.
Penegakan penggunaan masker di tempat kerja bergantung pada apakah perusahaan terletak di zona hijau, orange atau merah. Sistem kode warna yang diberikan pada setiap tempat di Perancis menggambarkan ketentuan dan kemungkinan keberadaan virus.
Mereka yang bekerja sendirian di kantor tidak diharuskan memakai masker. Kasus pemakaian masker oleh mereka yang bekerja di ruang terbuka harus ditangani berdasarkan kasus per kasus.
Kementerian Kesehatan negara itu melaporkan peningkatan 3.082 kasus COVID-19 baru dalam 24 jam terakhir. Menurut Pusat Sumber Daya Coronavirus Johns Hopkins yang berbasis di AS, Perancis telah melaporkan 302.175 kasus COVID-19 dengan 30.495 kematian. Sebanyak 29 kematian tercatat pada hari Senin (31/08/2020), sementara 4.582 orang masih dirawat di rumah sakit dengan 409 di antaranya dalam perawatan intensif.
(T.RA/S: Anadolu Agency)