Gaza, NPC – Korban jiwa akibat pemboman dan pembunuhan Israel dalam perang di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, hingga pada Kamis (29/02/2024), telah melampaui 30.000 orang.
“Jumlah korban jiwa sudah melebihi 30.000 orang setelah 79 korban jiwa terbaru akibat serangan Israel tiba di rumah sakit di Jalur Gaza pada Rabu malam, yang mayoritasnya adalah anak-anak, perempuan, dan orang tua,” Juru bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, Ashraf Al-Qudra.
Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 1,9 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.
Sementara di pihak Israel, jumlah tentara yang tewas sejak 7 Oktober sudah mencapai 582 orang dan jumlah korban luka-luka sebanyak 3.007 orang.
Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.
Perang di Jalur Gaza telah memasuki hari ke-146, pemboman terus berlanjut di tengah kelaparan parah akibat blokade makanan dan obat-obatan yang dilakukan Israel. Mediator internasional sedang berpacu dengan waktu untuk mencapai gencatan senjata sebelum bulan Ramadhan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Selasa (27/02), menyatakan bahwa tentara secara sistematis mencegah bantuan mencapai penduduk Gaza yang membutuhkannya, sehingga mempersulit pengiriman bantuan ke zona perang.
Hal yang membuat situasi lebih sulit adalah konvoi yang sebelumnya telah diperiksa dan digeledah oleh otoritas Israel berulang kali diblokir atau diserang.
Juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), Jens Laerke, mengatakan bahwa hampir tidak mungkin untuk melakukan evakuasi orang sakit dan korban luka, serta memberikan bantuan di utara Jalur Gaza. Bantuan di selatan Jalur Gaza juga semakin sulit.
(T.FJ/S: RT Arabic)