Yerusalem, NPC – Pasukan pendudukan Israel, pada Rabu (27/07/2022), memanggil seorang penduduk Palestina di Yerusalem untuk diinterogasi. Pada saat yang sama mereka juga sambil membabat sekitar 1000 pohon milik penduduk Palestina di timur Qalqilya.
Pasukan pendudukan memanggil Jadallah Al-Rajabi, yang berasal dari Batn Al-Hawa di kota Silwan, selatan Masjid Al-Aqsha, untuk diinterogasi dan diselidiki.
Pada waktu yang bersamaan, otoritas pendudukan Israel membebaskan penduduk Palestina yang berasal dari Yerusalem, Wael Shaheen, dari kota Silwan, setelah 3 bulan ditahan.
Di samping itu, pasukan pendudukan Israel membabat sebanyak 1.000 pohon zaitun milik petani Palestina di desa Hajjah, sebelah timur Qalqilya.
Petani dan pemilik tanah, Nihad Youssef Daas, menjelaskan bahwa pohon-pohon yang dihancurkan dan dibabat oleh pasukan pendudukan Israel tersebut baru ditanam sekitar enam bulan lalu di atas lahan seluas 75 dunum atau 7,5 hektare. Pasukan pendudukan Israel mengklaim bahwa pihaknya telah menyita tanah tersebut.
Otoritas pendudukan menargetkan Qalqilya karena merupakan kota terdekat di Tepi Barat yang berdekatan dengan garis perbatasan “Palestina yang diduduki tahun 1948” (Israel saat ini).
Pendudukan Israel membangun barisan pemukiman ilegal di sekitar kota Qalqilya, di mana sebagian besar tanah penduduk Palestina disita. Mereka membangun jalan-jalan pemukiman yang menghubungkan pemukiman ini ke tempat yang diduduki, dengan mengorbankan lahan pertanian penduduk Palestina, untuk mencegah ekspansi horizontal di masa depan.
Sejak menganeksasi kota Qalqilya, sekitar 30.000 dunam (3000 hektare) telah disita pendudukan Israel. Tanah yang dirampas merupakan tanah terbaik dan paling subur di kawasan. Pendudukan Israel kemudian menggenapkannya dengan merampas tanah pegunungan penduduk Palestina di selatan, utara, dan timur dengan membangun jalan bypass dan memperluas pemukiman.
(T.FJ/S: Palinfo)