Jalur Gaza, SPNA – Sungguh sebuah karunia yang sangat besar dari Allah, Swt., ketika kita bisa merasakan nikmat persaudaraan atas landasan iman dan mencintai karena Allah, Swt., semata.
Dalam rangka menghidupkan sunnah Rasulullah, Saw., dalam merayakan Idul Adha, NGO dan Muslimin Indonesia merealisasikan program Kurban untuk Muslimin Palestina di Jalur Gaza. Program ini juga ditujukan untuk membantu ribuan warga Palestina yang telah lama hidup menderita di bawah pendudukan Israel.
Program yang merupakan kerja sama antara Badan Amal Indonesia dan Palestina, berhasil mendistribusikan ratusan hewan Kurban seperti unta, sapi dan domba kepada warga Gaza yang membutuhkan.
Selain itu, program ini juga menjadi upaya untuk membantu dan mendukung perjuangan rakyat Palestina di Jalur Gaza yang telah menjalani blokade Israel selama 12 tahun. Melalui ini semua, diharapkan hubungan persaudaraan antara Indonesia dan Palestina semakin kuat.
Terkait jumlah hewan Kurban, Abdillah Onim, Pendiri dan Pembina Yayasan Nusantara Palestina Center (NPC), menjelaskan bahwa jumlah hewan kurban dari Muslimin Indonesia pada tahun ini mencapai 250 ekor domba, 80 ekor unta dan 15 ekor sapi.
Bang Onim, sapaan akrab Abdillah Oni, menambahkan, selain Muslimin Indonesia, program ini juga merupakan hasil kerja sama antara Yayasan NPC dengan berbagai NGO di Indonesia, seperti; Yayasan Daarut Tauhiid Peduli, Yayasan Syam Organzier, Yayayasan Daarul Qur’an Nusantara, Yayasan Rumah Yatim, Yayasan Cinta Dakwah, DPU Kaltim, Askar Kauny, Lazis Wahdah Islamiyah, Dompet Madani Bali, Islah Care serta belasan NGO Indonesia lainnya.”
Pada tahun ini, Yayasan Daarut Tauhiid Peduli menyalurkan Kurban dari para donatur sejumlah 64 ekor unta. Meski jumlah ini sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya, yang mencapai 78 ekor unta.
Sementara itu, berat daging hewan kurban tidak kurang dari 14 Ton. Daging ini selanjutnya disalurkan kepada 14,000 kepala keluarga yang tersebar di Jalur Gaza.
Menurut Bang Onim, momen Hari Raya Kurban sangat dinantikan oleh warga Palestina di Jalur Gaza yang hidup di bawah garis kemiskinan. Hal itu, karena warga Gaza dapat menikmati daging segar dan gratis yang secara khusus berasal dari masyarakat Indonesia.
“Hari Raya Kurban merupakan momen yang sangat dinantikan oleh warga Gaza yang hidup di bawah garis kemiskinan. Karena di hari Raya Kurban mereka dapat menikmati daging segar dan gratis, yang secara khusus berasal dari keluarga mereka di Indonesia,” jelasnya.
Langkah ini mendapat apresiasi besar dari warga Gaza, khususnya mereka yang menerima daging Kurban.
Salah seorang warga Gaza menuturkan kepada Bang Onim, bahwa dengan hadirnya daging dari masyarakat Indonesia, dirinya dalam sebulan bisa menikmati daging.
“Paman, demi Allah, dalam sebulan belum tentu kami bisa menikmati lauk berupa ayam, apalagi daging…” tutur warga Gaza.
Tidak lupa pula mereka menyampaikan salam dan terima kasih kepada masyarakat Indonesia, karena berkah hadiah daging yang telah dihadirkan masyarakat Indonesia mereka bisa menikmati daging segar dan gratis itu.
“Salam dan terima kasih kepada saudara seiman kami di Indonesia, yang dengan hadiah terbaik mereka (daging Kurban), kami dapat menikmati daging segar dan gratis,” terang warga Gaza.
Mengenai mekanisme pembagian daging Kurban, Bang Onim menjelaskan bahwa Kurban tahun ini didistribusikan kepada fakir miskin, warga berkebutuhan khusus dan mereka yang membutuhkan. Pendistribusian dilakukan secara merata di wilayah Gaza seperti Gaza Selatan, Gaza Utara, Gaza Timur, Gaza City dan pesisir pantai Gaza.
“Dalam program Kurban ini, kami telah mempekerjakan 70 warga Gaza yang belum memiliki pekerjaan, di mana mereka bertugas mulai dari menyembelih hingga mendistribusikan daging Kurban selama empat hari, siang maupun malam,” kata Bang Onim.
Bang Onim menuturkan, jumlah daging Kurban tahun ini tidaklah setara (sangat sedikit), jika dibandingkan dengan jumlah umat Islam di Indonesia.
Minimnya jumlah Kurban dari Indonesia tersebut tidak lepas dari bencana gempa bumi yang melanda Indonesia menjelang Idul Adha, serta mahalnya harga ternak di Palestina, khususnya di Jalur Gaza.
Jika di negara lain, harga satu ekor hewan Kurban hanya 100 USD, namun di Palestina meningkat menjadi 350 USD. Hal ini merupakan dampak dari blokade atau pengepungan Israel atas wilayah Gaza, yang akhirnya mempengaruhi semua harga bahan pokok di pasaran, termasuk hewan Kurban.
Tingginya harga hewan Kurban menjadi hambatan baru terhadap penyaluran Kurban di Gaza. Meskipun demikian, penyaluran Kurban di Gaza tetap berjalan lancar dan berhasil didistribusikan kepada warga yang membutuhkan.
Di akhir pernyataannya, Bang Onim menuturkan, pihaknya mengapresiasi semangat, kerjasama dan kepercayaan segenap pihak dalam proses penyaluran bantuan untuk Muslimin Palestina melalui berbagai program , khususnya program Kurban Kasih Palestina 1439 H /2018 M.
“Saya mengapresiasi semangat, kerjas sama dan kepercayaan dalam penyaluran bantuan untuk Muslimin Palestina melalui berbagai program, terutama program Qurban Kasih Palestina 1439 H – 2018 M,” pungkasnya.
Sekilas tentang Jalur Gaza, ‘penjara’ tersebesar di dunia.
Jalur Gaza, sebuah wilayah dengan luas 367 KM persegi dan dihuni oleh 2,60.000 jiwa, dimana 80 lebih hidup di bawah garis kemiskinan, telah melalui masa 12 tahun dalam blokade Yahudi Israel. Penderitaan Gaza menjadi semakin lengkap ketika 97 kandungan air di Gaza ternyata tak layak untuk dikonsumsi.
WHO mengungkapkan, Gaza merupakan wilayah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk nomor satu di dunia.
Masjid Al-Aqsha, warisan Islam yang masih dikuasai Yahudi.
Gaza bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi di tanah para Nabi, Palestina. Adalah Masjid Al-Aqsha, juga telah menerima dampak pendudukan Israel yang telah berlangsung selama berpuluh tahun di wilayah tersebut. Dan demi mempertahankannya, tidak sedikit warga Palestina yang meregang nyawa akibat dibunuh oleh militer Israel.
(SPNA)