Tepi Barat, SPNA – Media Walla Israel, pada Selasa (07/09/2021), mengungkap detail menarik terkait hasil investigasi operasi “Terowongan Kebebasan”, di mana enam narapidana Palestina melarikan diri dari penjara militer Gilboa, yang disebut-sebut sebagai penjara dengan keamanan sangat ketat.
“Penggalian terowongan dimulai setahun yang lalu, dan hasil penyelidikan mengungkapkan bahwa sejumlah tahanan Palestina mengetahui rencana pelarian diri ini dari Gilboa,” sebut Walla, sebagaimana dikutip Palinfo.
Walla menyebut bahwa keenam narapidana itu berjalan sejauh tiga kilometer hingga tiba di sebuah tempat di mana terdapat kendaraan yang menunggu dan membawa mereka dari tempat tersebut.
Penyelidikan awal mengungkapkan bahwa sipir penjaga tertidur selama piket jaga dan pada saat itu juga tidak ada petugas jaga di menara pemantau di atas pintu keluar penjara. Setelah melakukan pemindaian terowongan, ditemukan bahwa panjang terowongan tersebut antara 20 hingga 25 meter.
Penyelidikan menunjukkan bahwa Zakaria Al-Zubaidi, salah satu narapidana yang kabur, meminta petugas intelijen penjara untuk memindahkannya selama satu malam ke sel tempat operasi “Terowongan Kebebasan” dilakukan.
Walla menunjukkan bahwa sekitar seribu petugas kepolisian Israel sedang melakukan pencarian besar-besaran untuk menemukan enam tahanan yang kabur, dengan bantuan penjaga perbatasan dan berbagai pasukan khusus. Pihak kepolisian pendudukan Israel telah telah mengerahkan 200 pos pemeriksaan keamanan untuk melacak keberadaan mereka.
Tiga narapidana yang melarikan diri tersebut, pernah berusaha melarikan diri sebelumnya dari penjara Shata dengan menggali terowongan. Meskipun demikian, dinas intelijen tetap mengizinkan mereka berada dalam satu sel yang sama.
Polisi pendudukan Israel percaya bahwa sebuah mobil menunggu para tahanan di luar penjara mengingat adanya genangan air di tempat tersebut yang diduga berasal dari AC mobil.
Petugas polisi menunjukkan bahwa pihaknya yang melacak jejak sepatu dan kaki para tahanan menyimpulkan bahwa keenam narapidana tersebut mengganti pakaian sebelum masuk ke mobil dan salah satu dari mereka juga mengganti sepatunya.
Polisi pendudukan Israel percaya bahwa keenam narapidana tersebut saat ini memiliki senjata dan terdapat kemungkinan mereka akan melakukan aksi atau operasi keamanan.
Polisi pendudukan Israel juga mengatakan terdapat kemungkinan mereka akan melakukan operasi penculikan untuk menawar pembebasan para tahanan lainnya.
Walla menyebutkan bahwa seluruh unit khusus saat ini telah disiagakan selama masa hari besar Yahudi, termasuk unit negosiasi.
Pasukan keamanan Israel memperkirakan bahwa dua dari narapidana yang kabur saat ini sudah menyeberang ke Yordania, dan empat lainnya tetap berada di Palestina, di mana dua dari mereka diyakini bersembunyi di kawasan Majdal Syams, dekat perbatasan Lebanon.
“Kejadian ini merupakan kegagalan yang sangat serius, dan tidak dapat dibayangkan hal ini terjadi di dalam sel tahanan di mana para tahanan dilarang menyimpan sendok, tapi terowongan bisa digali. Bagaimana caranya mereka menggali tanpa terpantau mata para sipir penjaga di salah satu penjara paling ketat?” ungkap pejabat keamanan senior Israel, sebagaimana dilansir dari Palinfo.
Pejabat keamanan tersebut mengatakan bahwa mustahil memasukkan sendok ke dalam sel tahanan dan bingung dengan cara narapidana menggali dan memasukkan logam terlarang ke dalam penjara.
“Jadi di mana mereka menyembunyikan tanah galian itu dan hilang? Lalu, bagaimana mereka menelepon dari penjara?” sebutnya.
(T.FJ/S: Palinfo)