Yerusalem, SPNA – Pasukan pendudukan Israel, pada Selasa (21/09/2021), menangkap sejumlah warga Yerusalem setelah melakukan serbuan ke kota Silwan dan Al-Tur, Yerusalem.
Sejumlah sumber Yerusalem melaporkan bahwa pasukan pendudukan menangkap beberapa pemuda di Silwan, termasuk Mahdi Jaber, Sultan Sarhan, Muhammad Shalodi, dan Braunak Zaitoun.
Pasukan pendudukan menyerbu kota Silwan setelah para pemuda membakar tiang CCTV di kawasan Bir Ayoub. Pasukan kemudian menyebar di sekitar kawasan tersebut.
Pasukan pendudukan juga menangkap Amir Khalil Abu al-Hawa dan Mustafa Abu al-Hawa, dari kota al-Tur di Yerusalem.
Banyak desa dan kota di Yerusalem Yerusalem yang menjadi target serangan harian pasukan pendudukan Israel untuk menangkap para pemuda Palestina, yang mencoba melakukan aksi gerakan perlawanan dan menghalangi mereka berpartisipasi dalam aktivitas apa pun melawan otoritas pendudukan Israel atau menghalagi mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan di Masjid Al-Aqsha.
Pasukan pendudukan menargetkan warga Yerusalem, terutama Al-Murabitun (kelompok pelindung kompleks Masjid Al-Aqsha), melalui serangkaian aksi penangkapan, pengusiran, dan denda. Hal ini dilakukan untuk menjauhkan penduduk Palestina di Yerusalem dari Masjid Al-Aqsha, dan meningalkan Al-Aqsha untuk diperebutkan ketamakan pemukim Yahudi yang rutin menyerbu Al-Aqsha.
Baru-baru ini, pasukan pendudukan Israel meningkatkan penargetan penduduk Palestina di Yerusalem melalui sejumlah penangkapan, pengusiran, dan seruan untuk mengosongkan Kota Suci, khususnya kompleks Masjid Al-Aqsha, yang mengarah pada upaya Yahudisasi Musalla Bab Al-Rahma.
Pasukan pendudukan mempraktekkan kebijakan pengusiran atau deportasi terhadap penduduk Palestina melalui berbagai bentuk, termasuk deportasi dari tempat tertentu yang memiliki nilai historis dan agamais, sedangkan pendudukan Israel perlahan-lahan melakukan aksi Yahudisasi tempat tersebut.
Pendudukan Israel berusaha memberikan karakteristik Yahudi terhadap berbagai lini kehidupan publik, sejarah, dan warisan Palestina, setelah studi ilmiah dan sejarah telah membuktikan ketidakabsahan narasi Yahudi tentang haknya di Palestina. Pendudukan Israel kemudian memalsukan sejarah dan warisan Palestina demi manfaatnya sendiri, melegitimasi pendudukan Israel di tanah Palestina.
(T.FJ/S: Palinfo)