Tel Aviv, SPNA – Tempat Pemungutan Suara (TPS) pemilihan Knesset Israel resmi ditutup pada Selasa sore (17/09/2019), dengan jejak pendapat awal menunjukkan konvergensi hasil antara partai Likud kendaraan politik Benjamin Netanyahu dan aliansi Putih Biru.
Menurut jajak pendapat pemilih saat keluar dari tempat pemungutan suara yang dilakukan oleh televisi Channel 12 Israel pada hari Selasa, koalisi Biru Putih yang dipimpin mantan Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel, Benny Gantz, akan mendapatkan 34 kursi dari 120 kursi di Knesset. Sedangkan Partai Likud diprediksi berhasil mengamankan 33 kursi.
Di sisi lain, jajak pendapat yang dilakukan Channel 13 memperkirakan bahwa Koalisi Biru-Putih akan mendapatkan 33 kursi berbanding 31 kursi untuk Likud. Sedangkan survei kantor berita “KAN”, menunjukkan bahwa kedua kubu sama-sama akan mendapatkan 32 kursi.
Adapun kubu koalisi terbesar ketiga di Israel pasca pemilu 2015, Joint List, hanya mendapatkan 11 atau 13 kursi. Join List adalah aliansi politik yang terdiri dari partai-partai politik yang didominasi oleh politikus Arab di Israel; Balad, Hadash, Ta’al, dan United Arab List.
Menurut media, partai sayap kanan Yisrael Beiteinu, pimpinan Avigdor Lieberman, dapat memainkan peran penting dalam membentuk pemerintah koalisi ditengah tidak adanya kubu yang mendapatkan hasil signifikan. Diperkirakan mereka akan memiliki sekitar 10 kursi parlemen.
Komisi Pemilihan Umum mengumumkan bahwa partisipasi warga ada pada angka 69,4 %. Bertambah satu persen dibandingkan pemilu April lalu.
Dalam pemilihan umum April, Benjamin Netnyahu berhasil keluar sebagai pemenang. Namun gagal membentuk koalisi pemerintahan, yang memaksa digelarnya pemilu ulang.
Terlepas dari semua itu, siapapun yang akan memimpin Israel kedepan, kecil kemungkinan hal itu akan berpengaruh terhadap Palestina. Pengamat politik Arab menyimpulkan bahwa politikus Israel mempunyai karakter yang sama, meski mereka memakai jubah yang berbeda.
(T.HN/S: Arabic.RT)