Gaza, NPC – Pemerintah Bolivia, dalam sebuah pernyataan pada Selasa (31/10/2023), mengumumkan pemutusan semua hubungan diplomatik dengan Israel. Bolivia menuduh Israel melakukan kejahatan kemanusiaan dalam serangan keji di Jalur Gaza.
“Pemerintah Bolivia telah memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Israel. Bolivia mengutuk tindakan agresif dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Israel dalam serangannya di Jalur Gaza, yang merupakan ancaman bagi perdamaian dan stabilitas internasional,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Bolivia, Freddy Mamani, dalam konferensi pers yang disiarkan di televisi Bolivia.
Sementara itu, selama konferensi pers tersebut, Menteri Kepresidenan Bolivia, Maria Neela Prada, menyerukan penghentian serangan di Jalur Gaza, yang telah menyebabkan ribuan penduduk sipil meninggal dunia. Bolivia menyerukan penghentian pemindahan paksa rakyat Palestina dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap penduduk sipil di Jalur Gaza.
Langkah ini dilakukan setelah mantan Presiden Bolivia, Evo Morales, mengkritik sikpa pemerintah negaranya terkait serangan Israel di Jalur Gaza. Ia menyerukan untuk memutuskan hubungan dengan Israel, karena situasi mengerikan yang dihadapi rakyat Palestina.
Ini bukan pertama kalinya Bolivia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, langkah ini juga pernah diambil pada tahun 2009 sebagai protes terhadap serangan Israel di Jalur Gaza. Pada tahun 2020, pemerintahan Presiden Jeanine Anez memulihkan hubungan kedua negara.
Serangan Israel terhadap Jalur Gaza terus berlanjut hingga hari ini. Serangan ini telah mengakibatkan lebih dari 8.500 penduduk Palestina meninggal dunia, dengan jumlah korban jiwa yang meningkat setiap menit akibat serangan yang masih berlangsung. Sementara itu, puluhan ribu penduduk lainnya mengalami luka-luka.
Sebelumnya, pada hari yang sama, pesawat tempur militer Israel, pada Selasa (31/10, membombardir kawasan padat pemukiman penduduk di kamp pengungsi Jabalia. Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan bahwa jumlah korban serangan Israel di kamp Jabalia sekitar 400 orang meninggal dunia dan luka-luka.
Militer pendudukan Israel, pada Jumat malam lalu (27/10), mengumumkan perluasan operasi darat di Jalur Gaza. Israel melancarkan serangan udara besar-besaran yang menargetkan wilayah utara dan timur Jalur Gaza.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, hingga pada Selasa (31/10/2023), sebanyak 8.525 penduduk Palestina meninggal dunia dalam serangan udara militer pendudukan Israel, termasuk di antaranya 3.542 adalah anak-anak.
(T.FJ/S: RT Arabic)