Jakarta, NPC – Ibadah kurban merupakan salah satu amalan yang memiliki makna yang mendalam dalam agama Islam. Ibadah ini tidak hanya sekadar menyembelih hewan sebagai pengorbanan kepada Allah, tetapi juga merupakan cara untuk melestarikan syiar agama dan menghidupkan kembali Sunnah Nabi Ibrahim AS.
Dalam peristiwa yang terkenal, Nabi Ibrahim AS diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya. Dalam ketaatannya kepada perintah Allah, Nabi Ibrahim AS menunjukkan kesediaan yang luar biasa. Namun, Allah menebusnya dengan hewan kurban yang besar.
Pelaksanaan ibadah kurban juga mengandung manifestasi nilai syukur kepada Allah atas nikmat yang telah Dia berikan kepada hamba-hamba-Nya. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman dalam Surat Al-Hajj Ayat 36:
وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ ۖ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ ۖ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya : Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi’ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.
Dalam ayat tersebut, Allah menjelaskan bahwa hewan-hewan kurban yang telah Dia jadikan sebagai bagian dari syiar-Nya merupakan suatu kebaikan yang banyak. Ketika kita menyebut nama Allah saat menyembelih hewan kurban dengan ikhlas dan penuh kesadaran, kita menyampaikan rasa syukur kepada-Nya. Selain itu, ketika hewan kurban tersebut mati, kita dianjurkan untuk membagikan dagingnya kepada orang yang rela dengan apa yang ada padanya dan juga kepada orang yang membutuhkan. Tindakan ini mencerminkan sikap kepedulian sosial dan solidaritas umat muslim terhadap sesama.
Menjalankan ibadah kurban merupakan upaya kita untuk meneladani dan menghidupkan sunnah Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim AS adalah sosok yang patuh dan tawakkal kepada Allah. Ketika diperintahkan untuk menyembelih putranya, Nabi Ibrahim AS dengan kesediaan yang luar biasa mengikuti perintah tersebut, meskipun itu merupakan ujian yang berat. Keberanian dan kesabaran Nabi Ibrahim AS menjadi teladan bagi umat muslim dalam menghadapi ujian dan tantangan dalam kehidupan.
Melalui ibadah kurban, kita juga dilatih untuk melepas sebagian “hak milik” kepada Allah sebagai Pemilik sejati. Dalam kesehariannya, manusia seringkali terlalu terikat pada harta dan kekayaan yang dimilikinya. Dengan menafkahkan dan mengorbankan sebagian dari harta yang Allah anugerahkan kepada kita, kita mengingatkan diri kita sendiri bahwa segala yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah.
Ibadah kurban menjadi sarana untuk mengikat hati dan memperkuat ikatan spiritual antara hamba dengan Allah. Ketika kita rela melepaskan sebagian harta yang kita cintai demi Allah, kita menunjukkan kesediaan untuk mengorbankan apa yang paling berharga bagi kita sebagai bentuk kepatuhan dan pengabdian kepada-Nya.
Selain itu, ibadah ini juga memiliki dimensi sosial yang sangat penting. Dalam melaksanakan ibadah ini, kita diajarkan untuk berbagi dengan sesama, terutama kepada mereka yang kurang mampu atau membutuhkan. Dengan membagikan daging kurban kepada orang yang membutuhkan, kita tidak hanya menyediakan makanan bagi mereka, tetapi juga memberikan rasa keadilan dan kehangatan sosial. Hal ini menguatkan tali silaturahmi dan memperkuat hubungan antar sesama muslim.
Selain aspek keagamaan dan sosial, ibadah kurban juga memiliki makna ekonomi. Pelaksanaan ibadah ini memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat. Dalam proses kurban, terjadi perputaran ekonomi yang melibatkan peternak, pedagang hewan kurban, dan para penerima daging. Ini memberikan manfaat ekonomi bagi banyak pihak, terutama bagi mereka yang bergantung pada usaha peternakan dan sektor ekonomi terkait.
Di saat hari raya Idul Adha, umat muslim dari berbagai latar belakang etnis, budaya, dan bahasa berkumpul dalam kesatuan untuk melaksanakan ibadah kurban. Ini menjadi momen yang mengingatkan kita akan kekuatan dan keindahan persatuan umat Islam di tengah perbedaan yang ada.