Istanbul, SPNA – Seorang anggota parlemen di Yordania menuduh negara-negara Teluk menghalangi peran dan pengaruh Kerajaan Hashemite di kota Yerusalem yang diduduki, termasuk perlindungan Masjid Al-Aqsa. Saud Abu Mahfouz membuat komentarnya dalam sebuah konferensi tentang Yerusalem yang diadakan di Istanbul.
Abu Mahfuz mengatakan kepada Arabi 21 bahwa Kementerian Waqaf Yerusalem yang dikelola olah Yordania layak mendapatkan dukungan sebagai entitas Islam terakhir yang tersisa di Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa. Dia menunjukkan bahwa dukungan untuk pelayanan itu perlu meskipun pemerintahannya perlu direstrukturisasi karena situs keagamaan di Yerusalem semuanya terancam oleh program Yudaisasi Israel.
“Kami benar-benar mendukung posisi kerajaan yang diumumkan pada musim semi tahun ini bahwa Yerusalem adalah garis merah dan Yordania melakukan ini atas nama seluruh umat,” jelas sang anggota parlemen. “Administrasi Yordania (di wilayah Palestina yang diduduki Israel) adalah sah dan sesuai dengan resolusi internasional yang diakui.”
Wakil Yordania tersebut menambahkan bahwa ia menganggap prasangka terhadap peran negaranya di Yerusalem sebagai bagian dari rencana yang lebih besar. Yaitu, Pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibukota Israel dan keputusan parlemen Israel untuk menunjuk Israel sebagai “negara bangsa Yahudi”, yang sendirian memiliki “hak untuk menentukan nasib sendiri” di Palestina yang diduduki.
(T.RA/S: MEMO)