NPC – Penutupan organisasi kesehatan oleh tentara Israel baru-baru ini di Tepi Barat akan memiliki konsekuensi bencana pada perawatan kesehatan Palestina. Hal ini diungkapkan oleh Amnesty International pada Rabu (9/6).
Pada hari Rabu, pasukan Israel menyerbu kantor Komite Kerja Kesehatan Palestina atau Health Work Committees (HWC) di Ramallah. Mereka mendobrak pintu dan menyita komputer serta drive memori. Menurut kelompok hak asasi, kantor itu diperintahkan untuk ditutup selama enam bulan.
Israel sebelumnya menuduh karyawan organisasi kesehatan itu memiliki hubungan dengan Front Populer untuk Pembebasan Palestina, yang dianggap Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa sebagai organisasi teroris. Bulan lalu, salah satu penggalang dana Palestina HWC dituduh mengalihkan sumbangan Eropa ke PFLP dan didakwa di pengadilan militer Israel.
“Komite Kerja Kesehatan adalah salah satu penyedia utama layanan kesehatan di wilayah Palestina yang diduduki, menjalankan rumah sakit dan klinik kesehatan dan memberikan perawatan medis kepada masyarakat yang terpinggirkan,” Saleh Higazi, wakil direktur Amnesty untuk Timur Tengah dan Afrika Utara mengatakan.
Higazi mengatakan Israel yang menduduki tanah Palestina, memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak-hak semua warga Palestina termasuk hak mereka atas kesehatan.
Menurut Amnesty, HWC telah menjadi sasaran beberapa kali sebelumnya. Otoritas Israel menutup kantor organisasi itu di Yerusalem pada 2015 dan anggota dari kantor kelompok Ramallah ditangkap selama penggerebekan pada Oktober 2019 dan Maret 2021.
Insiden itu terjadi pada saat yang sangat menegangkan bagi hubungan Palestina-Israel. Sebelas hari pertempuran antara Israel dan Hamas menewaskan lebih dari 250 orang dan sebagian besar di Gaza, sebelum akhirnya gencatan senjata yang ditengahi Mesir menghentikan pertumpahan darah bulan lalu.
Sumber: al-monitor.com