Gaza, SPNA – Meski perjanjian gencatan senjata antara Pejuang Palestina dan Israel telah ditandatangani subuh tadi, Kamis (14/11/2019), namun Kementerian Pendidikan di Gaza tetap meliburkan sekolah bagi para siswa. Hal tersebut agar terhindar dari sisa-sisa misil Israel yang kemungkinan dapat membahayakan.
Ziyad Tsabit, Wakil Kementerian mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada media, bahwa Komite Darurat akan dikerahkan untuk mengunjungi setiap rumah sekolah. Dengan tujuan memastikan tidak adanya bahan peledak atau zat berbahaya yang dapat mengacam keselamatan siswa.
Kesepakatan gencatan senjata berlaku sejak pagi hari ini (Kamis, 14/11), terjadi berkat usaha mediasi Mesir dan PBB. Gempuran Israel sejak subuh hari Selasa (12/11/2019) dua hari lalu telah menewaskan 34 warga Palestina. Enam di antaranya adalah anak-anak dan tiga orang perempuan, seperti dikutip dari situs Sputniknews.
Jual beli serangan antara Pejuang Palestina dan militer Zionis berawal dari pengkhianatan Israel dengan merudal rumah salah satu pemimpin Jihad Islami di Gaza, Baha Abu Al-Atha, Selasa pagi (12/11/2019). Padahal Israel masih terikat dengan Pejuang Palestina Gaza dalam sebuah perjanjian damai yang dimediatori oleh Mesir.
Ikut meninggal dalam serangan itu istri dari penglima bagian utara Al-Quds Brigade tersebut, yang juga berada dalam rumah ketika pesawat tempur Israel memuntahkan misilnya.
Pasca kejadian, Pejuang Palestina langsung membalasnya dengan menembakkan ratusan rudal ke arah permukiman Yahudi Israel.
(T.HN/S: Palinfo)